Terimakasih Telah Menuntun ku Kembali
Seperti malam-malam sebelumnya, Malam ini pun hujan turun lagi. Ia datang begitu saja tanpa pernah aku sadari. tidak deras memang, hanya gerimis tapi tetap saja ia sukses membuat ku luluh. Ia serasa enggan membiarkan ku keluar dan memaksaku untuk tetap memilih berdiam diri di dalam kamar ku.
whuuuaahhh..., Aku menghela napas panjang, sambil melangkah kan kaki kearah jendela, membuka korden perlahan-lahan dan ku perhatikan, diluar tampak ada yang aneh,, biasanya gerimis selalu sukses membuat indah kerlap-kerlip lampu tanam. ternyata jendela ku berembun, pantas saja di luar tidak terlihat seperti biasanya... gumam ku. perlahan ku sentuh lembut kaca yang berembun. Dingin seketika menyergap ujung- ujung jemari ku, mengalir ke telapak tangan, menerobos deras nadi, higga tiba dihatiku.
Ia membekukan seluh perasaaan.
mengkristalkan segala angan.
Sudah saat nya mengakhiri cerita lama.
mengkristalkan segala angan.
Sudah saat nya mengakhiri cerita lama.
***
Malam ini tepat satu bulan semenjak kepergiannya. ia pergi begitu saja dari kehidupan ku, ia pergi meninggalkan ku tampa pernah aku tau alasannya. Ia aku kehilangan dia, aku kehilangan orang yang ku cintai dengan sejuta harapan yang seolah ikut lenyap bersamanya. Harapan yang pernah tersusun tinggi bak piramid kini menjelma menjadi sebuah album yang bernuansa kenangan. Kehilangan inilah yang menuntunku kembali pada sebuah kesendirian.
“Mil..., suara panggilan mama bembangunkan ku dari lamunan”
“Iya ma”
“Ayo.., Makan dulu sayang”
“iya ma”, mama duluan aja, ntar milea nyusul, aku masih belum lapar. Sahut ku
Jelas saja itu hanya alibiku, sebenarnya sudah satu bulan terakhir ini aku tak lagi punya nafsu makan. Ia orang patah hati kan emang seperti itu..
***
Weekend pun telah tiba. Setelah berhari-hari mengikuti rutinitas kampus, aku pun memutuskan hari ini menyempat kan diri untuk refreshing, mencoba mencari suasana baru yang bisa menjadi moodboster yang sudah hilang. Akhirnya keliling-keliling kota menjadi pilhan ku, main ke taman kota, mencari aneka makanan, pergi ke perpustakkan kota, mengunjungi museum rasanya sudah cukup bagiku ku untuk melepas jenuh yang kian hari kian memuncak. Tak terasa haripun kian menjelang sore, saatnya untuk pulang dan istirhat pikirku sambil mengarahkan sepeda motor ku menyusuri jalanan kota menuju arah pulang.
Sesampai dirumah aku masih meluangkan waktuku untuk menikmati senja sembari menunggu waktu Magrib tiba. Aku duduk diatas kursi tua dihalam rumah, menyaksikan burung-burung yang beriringan pulang menuju ke peristirhatannya, ditemani angin sepoi-sepoi yang membelai mesra suasana jingga.
Wussh... sejuknya udara yang menyapa, membuat ku terdiam sejenak
“Terimaksih tuhan, kau masih izinkan aku bernafas, hingga mampu merasakan nikmat dan keindahan yang kau beri”
“hingga mampu bertahan dari pilunya kehilangan.”
“Engkau pasti punya rencana yang jauh lebih indah.., seketika aku merasa betapa aku tak sendiri, Masih ada dia sang Kholik, Tuhan Yang Maha Esa.
“hingga mampu bertahan dari pilunya kehilangan.”
“Engkau pasti punya rencana yang jauh lebih indah.., seketika aku merasa betapa aku tak sendiri, Masih ada dia sang Kholik, Tuhan Yang Maha Esa.
Sirenai suara Azan mengejutkanku dari lamunan, rasanya sudah lama aku jauh dari mu ya Rabb, aku berfikir "Mungkin inilah Saatnya Aku kembali Kejalanmu". Dengan perasaan tunduk dan penuh kesyukuran Aku langkahkan kaki ku menyusuri keran Air untuk membasahi wajahku dengan wudhu. Betapa ku rasakan kesejukan yang begitu mendalam setiap kali tetesan air wudhu membasahi kulit ku, kurasan kasih sayangnya begitu besar kepada ku, hingga tak terasa linangan air mata pun ikut menetes bercampur dengan air wudhu yang jatuh dari wajah ku.
Kulentangkan sajadah yang rasanyanya jarang sekali ku sentuh. Dalam tunduk dan bersimpuh aku curahkan segala kepedihan hati ini, dengan suara parau aku berucap:
“Ya Rab.. Mau kah engka menerima ku kembali?.
“Aku merindukanmu.”
“Ya Allah, aku tahu bahwa engkaulah yang maha memiliki segalanya, jika ini adalah bagian dari cobaan yang kau berikan untuk ku, maka berikan aku kekuatan untuk mampu melewatinya.. ya Rabb..
Rasa kehilangan yang begitu menikam relung hatiku ini membuat aku begitu mensyukuri nikmat hidup yang masih diberi. Menyadarkan aku tentang banyak hal. Bahwasanya setiap yang hidup pasti akan mati, setiap yang memiliki pasti akan kehilangan, setiap yang bahagia pasti akan menemukan kesedihan. Itu semua bukan karena kita tak pantas menikmati indahnya hidup tapi dari itu semua kita bisa merasakan indahnya hidup.
Tuhan.. Hamba Mohon jadikan kesadaran ini sebagai tumpuan bagi hamba mengikuti marka jalan mu, jalan yang ingin aku lalui untuk kembali haribaanMu..
Bantul, 8 Februari, 2018
0 komentar