facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Manajemen Qalbu
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Category
  • Kuliah
  • Fiqih
    • Fiqih Ibadah
    • Fiqih Muamalah
  • About

Irwan Efendi

Keep Enjoying and Be Your Inspiration







Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- mengatakan:


Di dalam diri manusia ada dua kekuatan:

* kekuatan dalam melakukan sesuatu dan

* kekuatan dalam meninggalkan sesuatu.


Dan hakekat kesabaran adalah menjadikan kekuatan dalam melakukan sesuatu untuk melakukan hal yang bermanfaat baginya dan menjadikan kekuatan dalam meninggalkan sesuatu untuk meninggalkan hal yang membahayakan baginya.

Dan diantara manusia ada orang yang kekuatan sabarnya dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat... lebih besar daripada sabarnya dalam meninggalkan sesuatu yang membahayakan baginya, sehingga dia mampu bersabar dalam menghadapi beratnya ketaatan, tapi dia tidak sabar dari ajakan hawa nafsu untuk melakukan apa yang terlarang baginya.

Diantara mereka ada orang yang kekuatan sabarnya dalam meninggalkan larangan lebih besar daripada kekuatan sabarnya dalam menghadapi beratnya ketaatan.

Diantara mereka ada juga yang tidak memiliki kesabaran, baik terhadap ini maupun itu.

Dan orang yang paling afdhol adalah orang yang paling sabar dalam dua jenis kesabaran ini.

Oleh karena itu, ada banyak orang yang sabar dalam berjuang untuk bangun malam di musim panas maupun musim dingin, dan sabar terhadap beratnya puasa, namun dia tidak sabar terhadap pandangan yang diharamkan.

Banyak pula orang yang sabar terhadap pandangan yang diharamkan... tapi dia tidak sabar dalam beramar ma'ruf nahi munkar serta berjihad melawan kaum kuffar dan kaum munafikin, bahkan (bisa jadi) dia orang yang paling lemah dalam hal ini.

Dan kebanyakan orang tidak memiliki kesabaran terhadap salah satu dari kedua jenis kesabaran ini. Sedang yang paling sedikit adalah orang yang memiliki kesabaran dalam keduanya


 Ust. DR. Musyaffa Ad Dariny, MA حفظه الله تعالى










11/26/2017 No komentar

Pemuda Ayo Bangun Desa Kita...


MENARIK.... Satu kata untuk mengungkapkan pembangunan sebuah desa, karna desa adalah harapan kemajuan sebuah bangsa. Paradigma yang selama ini menganggap masyarakat desa adalah tertinggal, dan untuk sukses haruslah merantau ke kota besar. Paradigma tersebut harus bisa ditinggalkan. Oleh karna itu paradigma tersebut harus segera ditinggalkan dan membangun sebuah desa adalah harga mati yang harus segera direlisasikan.

Semua elemen desa beserta semua masyarakat harus bersinergi bersama-sama mewujudkan pembangunan desa yang arif dan bijaksana. Dan potensi yang tepat untuk menjadi penggerak desa adalah pemuda. Pemuda adalah peradaban sebuah bangsa. Untuk membangun sebuah peradaban, sudah saatnya pemuda menjadi lokomotif perubahan itu, agar menjadi desa yang madani.

Maka tidaklah heran jika Bung Karno sang proklamator menempatkan pemuda pada garda terdepan. Dengan sebuah kalimat yang pasti sudah pernah kita dengar atau kita lihat. “Berikan aku 100 orang tua, maka akan aku cabut gunung semeru, dan berikanlah aku 10 pemuda, maka akan aku guncangkan dunia”, kata beliau kala itu



Pemuda Pemudi Aikperapa/ Group Fb Pemuda Pemudi Bsopoq Aikperapa


Kemajuan sebuah desa sulit dilepaskan dari keberadaan para pemudanya. Pemuda adalah aset masa depan. Pemuda adalah sumber energi atau kekuatan terbangunnya sebuah peradaban desa. Perannya sangat dibutuhkan guna melejitkan dinamika kehidupan desa.

Kata-kata tersebut bukan merupakan ungkapan yang tiada makna. Pujian-pujian Bung Karno terhadap para pemuda sangat bernada optimis. Dan telah mengindikasikan bahwa pemuda memiliki kelebihan tersendiri.

Namun, nada optimisme tersebut tampak mulai sumbang. Pemuda yang diharapkan menjadi motor penggerak kemajuan bangsa, justru melakukan tindakan yang jauh dari leluhur nenek moyang. Terkubang dalam godaan pergaulan bebas, yang menjurus pada seks bebas, narkoba dan sejenisnya, tawuran, dan tindakan yang kurang membangun. Dengan kata lain, para pemuda tidak jarang dipandang sebagai perusak tatanan hidup bermasyarakat.

Dalam membangun sebuah desa, tugas pemuda tidaklah gampang. Karena permasalahan desa yang begitu kompleks, pemuda harus mampu menciptakan formula yang tepat. Ramuan formula ini, berguna agar semangat perubahan dalam membangun desa tidak terbentur dengan kultur dan adat istiadat desa. Bukan tidak mungkin, ada miss persepsi cita-cita antara kaum tua dan pemuda desa itu sendiri. Seperti Bung Karno kala menentukan proklamasi kemerdekaan.

Menjadi penggerak desa, pemuda harus mampu bersinergi dan bekerja sama. Hal itu tidaklah mudah, karena membutuhkan komitmen yang kuat sebuah kebersamaan yang produktif. Bukan hanya istilah “makan nggak makan kumpul”. Akan tetapi lebih dari itu untuk sebuah cita-cita yang luhur.


 Pemuda Aikperapa/ Group Fb Pemuda Pemudi Bsopoq Aikperapa

Perangkat desa selama ini berkesan kurang kuasa dalam melakukan terobosan-terobosan baru, dalam memajukan desanya melalui organisasi pemuda desa. Lebih dari itu, keterlibatan pemuda desa yang tergerakkan dalam organisasi, akan menjadi kekuatan tak terpatahkan. Mereka mampu menjadi perangsang bagi program kerja yang telah dirumuskan oleh perangkat desa.

Atas dasar itu, pemuda terdidik haruslah menjadi garda terdepan. Dia harus menjadi satria pelopor perubahan desa. Ia juga yang mesti menjadi teladan bagi para pemuda yang secara pendidikan terbilang rendah. Ketika pemuda yang berpendidikan lebih tinggi dan berpendidikan rendah berkumpul, akan terjadi gesekan pembaharuan yang sangat bermanfaaat.

Mereka tidak akan menyerah begitu saja. Pemuda memiliki idealisme yang kuat dalam pembangunan desanya. Membentuk dan nguri-uri organisasi bukanlah perkara yang mudah. Dibutuhkan semangat persatuan, agar saling bahu membahu memajukan organisasi. Dilain sisi, dengan berorganisasi pemuda akan ada masalah baru. Seperti, pengakuan dan eksistensi oleh masyarakat, terarahnya kegiatan yang masif dan bukan kegiatan hura-hura semata, dan pendanaan organisasi sehingga mencukupi kebutuhan organisasi dalam menjalankan programnya.

Untuk itu, perlu adanya langkah-langkah yang bisa diambil dalam rangka memperkokoh perjuangan pemuda dalam membangun desa, antara lain :

Bersinergi dengan para sesepuh desa dan perangkat desa. Hal ini sangatlah perlu karena dalam sebuah desa sudah ada tatanan dan perundang-undangan baik yang tertulis maupunyang tidak tertulis.

Keterlibatan perangkat desa. Hal ini diperlukan karena menjadi cambuk penyemangat tersendiri bagi pemuda.

Membentuk dan atau menghidupkan organisasi yang ada. Organisasi berbeda dengan komunitas. Komunitas sewaktu-waktu bisa bubar. Organisasi mempunyai sistem manajerial dan administrasi serta kegiatan yang terarah dan terevaluasi.

Pengakuan dari masyarakat juga diperlukan. Organisasi yang baik harus jelas, terdaftar dan dikenal oleh masyarakat.

Memperkuat unsur pendanaan organisasi. Disamping semangat membangun, pendanaan merupakan ruh yang menggerakkan roda organisasi. Dana dapat diperoleh dari mana saja selagi baik dan tidak merugikan orang/pihak lain serta yang diperbolehkan oleh aturan agama dan negara.

Untuk mewujudkan semua itu, pemuda atau organisasi pemuda harus mampu membuat peta jalan (Road Map), semacam grand desain. Agar program pembangunan desa oleh pemuda dapat berjalan maksimal dan bermanfaat buat masyarakat. Dan yang terpenting , dapat merangkul semua elemen desa untuk berjuang bersama pemuda membangun desa itu sendiri. Karena pemuda tidak akan mampu berjalan sendiri.

Tim penggerak pembangunan desa harus mampu membuat program-program. Dan berdasarkan pada permasalahan yang ada, membuat konsep, serta mencari solusi yang telah ditentukan bersama. Program-program harus terarah, terukur, dan transparan. Desa yang maju adalah harapan semua masyarakat. Desa madani adalah awal peradaban bangsa yang madani. Maka pemuda adalah harapan sebuah kemajuan desa

Artkel disadur dari Vebma.com
10/30/2017 No komentar
Suatu kali seorang ibu ditanya oleh anaknya: "Mengapa ibu selalu rajin berdoa padahal keadaan ekonomi kita tetap miskin?, Apa yang ibu dapatkan dengan seringnya ibu berdoa secara teratur kepada Tuhan?"

Sang Ibu menjawab:
"Tidak ada yang ibu dapat, malah ibu banyak kehilangan"
Ibu akan beritahu kepada mu nak, apa saja yang hilang itu...

Ternyata yang hilang adalah:
-Kekuatiran
-Kemarahan
-Depresi
-Kecewa
-Sakit Hati
-Kerasukan
-Ketamakan
-Kebencian
-Kesombongan

"Setiap kali setelah selesai berdoa, ibu selalu kembali menjadi tenang"

Kadangkala, Jawaban atas doa kita tidak selalu tentang "apa yang kita dapat, tapi justru apa yang hilang dari kehidupan kita.

Jangan selalu mengukur kebaikan Allah dari "apa yang kita dapat" karna terkatang Allah memberi lewat "apa yang hilang" dari kehidupan kita.

 15 April 2017
Group Wa, Cinta Sunnah
10/30/2017 No komentar
Andai Kau tau bagaimana perjuangan seorang pendosa dalam menemukan jalan kembali, tentu kau tak akan pernah merasa jumawa dihadapannya.

Kadang Iman membawanya pada trap-trap langit, kadang pula ia tersungkur, lalu masuk dalam jerat-jerat masa lalu. Berkali-kali ia bangkit meski berulang kali jua ia terjatuh.

Ia tertatih dalam derap langkah..
Mencoba berdiri dan mengemis kasih
Napasnya tersengal seolah berbisik:
"Ya Allah... Kasihanilah aku.."
"Ya Allah... Tarimalah aku.."
"Ya Allah... 
Kemana ku kan pergi, bila engkau menolakku?
Kemana lagi ku kan mengetuk, bila pintu maafmu tak kunjung terbuka?

Oh... Semua bagai lelah tak bertepi 

Bila kau bertemu dengannya, sampaikan salamku untuknya..., Meski aku sadar sebenarnya diri ini adalah dia.

Doakan agar dia teguh, dan jangan menatapnya dengan pandangan hina.

"Jangan pernah merasa lebih baik darinya, karna kau tak tau nilai tangis taubatnya di sisi Rabb-Mu"

Sekali lagi... 

"Jangan pernah merendahkan seorang pendosa yang lemah di hadapan syahwatnya"

Boleh jadi kau tertidur dengan perasaan bangga terhadap amalmu, sedangkan ia tertidur dengan linangan air mata yang terus membasahi pipinya, sebagai penyesalan atas dosa-dosanya di hadapan Allah. Sehingga Allah berkenan menerimanya karena ketulusan hatinya dan menolakmu karna rasa bangga yang ada pada dirimu.

                                                                                                                                           16 April, 2016
Ust. Aan Chandra Thalib



10/30/2017 No komentar

 Teruntukmu yang pernah meninggalkanku, Trimakasih..

https://3.bp.blogspot.com
Keadaan ini benar-benar membuatku tertegun, terjatuh dalam jurang nestapa, bahkan sempat membuatku berpikir berhenti dari kehidupan. Iya keadaan ini yang membuat ku tak lagi punya semangat, tak lagi punya kekuatan, tak lagi punya harapan, keadaan dimana logika tak lagi bermakna. Aku kehilangannya, aku kehilangan orang yang aku cintai dengan cinta dan harapan yang seolah ikut lenyap bersamanya. Harapan dan impian yang pernah tersusun tinggi bak piramid kini menjelma menjadi piramid dalam albyaum yang bernuansa kenangan. Iya Kenangan inilah yang menuntunku kembali pada kesendirian.

Hari-hariku kini berlalu dengan Kesendirian.. Iya, Sendiri, kata yang yang selama ini tak pernah aku inginkan. Kenangan-kenangan indah yang pernah kau berikan untukku , kini kembali hadir menemani dalam kesepian ku. Tapi bagaimanapun aku harus bisa melupanmu, Iya aku harus melupakanmu. meski sebenarnya melupakanmu bukan pilihanku, tapi semua ini terpaksa aku lakukan karna sudah lama dalam kesendirian.

Sore itu tepat ketika matahari tengah pamitan kembali keporosnya, angin sepoi-sepoi membelai mesra suasana jingga, burung-burung yang beriringan pulang menuju keperistirhatannya. Aku duduk dibawah pohon didepan halaman rumah ku sambil menunggu serinei suara azan. Sejuknya udara yang kurasakan membuatku terdiam sejenak. "Terimakasih Tuhan, kau masih izinkan aku tuk bernapas hingga mampu merasakan nikmat dan keindahan yang kau beri" Menahan Pilu kehilangan.
Engkau pasti punya rencana yang jauh lebih indah, seketika aku merasa betapa aku tak sendiri, Masih ada dia sang Kholik Tuhan Yang Maha Esa. Bunyi Sirenai suara Azan mengejutkanku dari lamunan, disaat itulah aku berfikir " Tuhan mungkin inilah Saatnya Aku kembali Kejalanmu". lalu Aku langkahkan kaki ku menyusuri Air untuk membasahi wajahku dengan wudhu.

Dalam tunduk dan bersimpuh aku curahkan segala kepedihan hati ini, dengan suara parau aku berucap "Ya Rab.. Mau kah engka menerima ku kembali?, Aku merindukanmu. Engkau yang maha memiliki segalanya, jika ini cobaan yang kau beri untuk ku, maka berikan aku kekuatan untuk melewatinya.

Rasa kehilangan yang begitu menikam relung hatiku ini membuat aku begitu mensyukuri nikmat hidup yang masih diberi. Menyadarkan aku tentang banyak hal. Bahwasanya setiap yang hidup pasti akan mati, setiap yang memiliki pasti akan kehilangan, setiap yang bahagia pasti akan menemukan kesedihan. Itu semua bukan karena kita tak pantas menikmati indahnya hidup tapi dari semua itu kita merasakan indahnya hidup.

Tuhan.. Hamba Mohon jadikan kesadaran ini sebagai tumpuan bagi hamba mengikuti marka jalan mu, jalan yang ingin aku tempuh untuk kembali kejalanMu.


10/30/2017 No komentar
Sholat berasal dari kata "ash-sholaah" yang artinya doa. Sedangkan pengertian shalat menurut istilah syariat Islam adalah suatu amal ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.

Sholat merupakan kewajiban bagi setiap muslim sehari semalam lima kali. Perintah shalat petama kali disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau sedang isra' dan mi'raj langsung dari Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam hadits berikut :

Rasulullah SAW bersabda : Allah SWT telah mewajibkan atas umatku pada malam isra' lima puluh kali sholat, maka aku selallu kembali menghadap-Nya dan memohon keringanan sehinggga dijadikan kewajiban shalat lima kali dalam sehari semalam." (HR Al-Bukhori dan Muslim).

"Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan." (QS. Al-Hajj : 77)
"Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku."(QS. Al-Baqarah : 43).

Ibadah sholat merupakan ibadah yang pertama kali diperhitungkan dalam hisab, sebagaimana hadits Rasulullah berikut :

"Amal yang pertama kali dihisab bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika shalatanya rusak maka rusaklah seluruh amalnya yang lain." (HR. At-Thabrani)

Sholat juga merupakan sarana penghapus kesalahan dan dosa. Dalam sebuah hadits dinyatakan sebagai berikut :

Dari Abi Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Shalat lima waktu dan sholat jum'at yang satu kepada sholat jum'at yang lain adalah sebagai penghapus kesalahan yang terjadi pada waktu antara dua jum'at selama tidak melakukan dosa besar."


Syarat-syarat Wajib Shalat
  1. Islam
  2. Baligh
  3. Berakal "Telah diangkat pena itu dari tiga perkara, yaitu dari anak-anak sehingga ia dewasa (baligh), dari rang tidur sehingga ia bangun dan dari orang gila sehingga ia sehat kembali." (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
  4. Ada pendengaran, artinya anak yang sejak lahir tuna rungu (tuli) tidak wajib mengerjakan sholat.
  5. Suci dari haid dan nifas.
  6. Sampai dakwah Islam kepadanya.

Syarat Sah Shalat
  1. Suci dari dari hadats, baik hadats kecil maupun hadats besar.
  2. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis.
  3. Menutup aurat. Aurat laki-laki antara pusat sampai lutut dan aurat perempuan adalah seluruh badannya kecuali muka dan tepak telangan.
  4. Telah masuk waktu sholat, artinya tidak sah bila dikerjakan belum masuk waktu shalat atau telah habis waktunya.
  5. Menghadap kiblat.

Rukun Shalat
Rukun bisa juga disebut fardhu. Perbedaan antara syarat dan rukun adalah bahwa syarat adalah sesuatu yang harus ada pada suatu pekerjaan amal ibadah sebelum perbuatan amal ibadah itu dikerjakan, sedangkan pengertian rukun atau fardhu adalah sesuatu yang harus ada pada suatu pekerjaan/amal ibadah dalam waktu pelaksanaan suatu pekerjaan/amal ibadah tersebut.

Rukun Shalat ada 13 yaitu :
  1. Niat, yaitu menyengaja untuk mengerjakan sholat karena Allah SWT. Niat ini dilakukan oleh hati, dan dapat pula dilafazkan dalam rangka membantu untuk meyakinkan hati.

  1. "Bahwasanya segala perbuatan itu harus dengan niat, dan segala perbuatan itu tergantung kepada niatnya." (HR Al-Bukhori)
  2. Berdiri bagi yang mampu. Bagi orang yang tidak mampu maka ia boleh mengerjakan shalat dengan duduk, berbaring atau dengan isyarat.
  3. Takbiratul Ihram.
    "Kunci shalat adalah bersuci, pembukaannya adalah dengan membca takbir dan penutupnya adalah dengan membaca salam.
  4. Membaca Surat Al-Fatihah. Bagi orang yang sholat munfarid ia wajib membaca surat Al-Fatihah secara sempurna setelah takbiratul ihram dan membaca doa iftitah pada rakaat pertama dan pada rakaat berikutnya secara sempurna. Jika ia menjadi makmum, maka ketika imam membaca Al-Fatihah secara keras (pada sholat maghrib, isya dan subuh) maka ma'mum tidak boleh membaca apapun dan ia harus mendengarkan bacaan imam tersebut. Ketika imam membaca surat atau ayat, maka pada waktu itulah ma'mum membaca Al-Fatihah dengan suara pelan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. (kewajiban membaca dan waktu membaca surat Al-Fatihah terdapat perbedaan di antara mazhab yanga ada).

  1. "Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca surat Al-Fatihah." (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
  2. Ruku' dan thuma'ninah. Maksudnya adalah membungkukan badan hingga punggung menjadi menjadi sama datar dengan leher, dan kedua tangannya memegang lutut dalam keadaan jari terkembang dengan tenang.

  1. "Sholat tidak cukup bila seseorang tidak meluruskan punggungnya pada waktu ruku' dan sujud." (HR. Lima Ahli Hadits).
  2. I'tidal dengan thuma'ninah. Maksudnya ialah bangun dari ruku' dan kembali tegak lurus dengan tenang.

  1. "Dan jika ia mengangkat kepalanya (dari ruku') ia berdiri lurus sehingga kembali setiap ruas punggung ke tempat semula." (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
  2. Sujud dua kali dengan thuma'ninah. Maksudnya adalah meletakkan kedua lutut, jari-jari kaki, kedua telapak tangan, dan kening ke atas sajadah/lantai.

  1. "Nabi SAW memerintahkan supaya sujud itu pada tujuh macam anggota dan agar tidak merapatkan rambut dan kainnya (sewaktu sujud) yaitu : kening, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari-jari kaki." (HR. Muslim).

  1. Dari Wail bin Hujr ia berkata : "Aku melihat Nabi SAW apablia beliau sujud, beliau meletakkan kedua lututnya sebelum dua telapak tangannya." (HR. Empat Ahli Hadits).
  2. Duduk di antara dua sujud dengan thuma'ninah. Maksudnya ialah bangun kembali setelah sujud yang pertama untuk duduk dengan tenang.
  3. Duduk yang terakhir. Maksudnya ialah duduk untuk tasyahud akhir pada rakaat terakhir setelah bangun dari sujud yang terakhir.
  4. Membaca tasyahud pada waktu duduk akhir.



  1. Membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW pada tasyahud akhir setelah membaca tasyahud.
  2. Mengucapkan salam yang pertama.



  1. Tertib, maksudnya ialah melaksanakan ibadah sholat harus berututan dari tukun yang pertama sampai yang terakhir.

Dari ketiga belas rukun sholat tersebut, dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :
  1. Rukun qalbi, mencakup satu rukun yaitu niat.
  2. Rukun qauli, mencakup lima rukun yaitu : takbiratul ihram, membaca al-fatihah, membaca tasyahud akhir, membaca sholawat dan salam.
  3. Rukun fi'li, mencakup enam rukun, yaitu berdiri, ruku', i'tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, duduk tasyahud akhir.



  1. Adapun rukun yang ketiga belas, yaitu tertib, merupakan gabungan dari qauli dan fi'li.

Sunnah-sunnah Shalat

Sunnah-sunnah shalat terbagi dua, yaitu sunnah ab'adh dan sunnah hai-at.
  1. Sunnah ab'adh, yaitu amalan sunnah yang apabila tertinggal/tidak dikerjakan maka harus diganti dengan sujud sahwi. Sunnah ab'adh ada 6 macam :

    • Duduk tasyahud awal
    • Membaca tasyahud awal
    • Membaca do'a qunut pada waktu shalat shubuh dan pada akhir sholat witir setelah pertengahan ramadhan.
    • Berdiri ketika membaca do'a qunut.
    • Membaca sholawat kepada Nabi pada tasyahud awal.
    • Membaca shalawat kepada keluarga Nabi pada tasyahud akhir.

  1. Sunnah hai-at, yaitu amalan sunnah yang apabila tertinggal/tidak dikerjakan tidak disunnahkan diganti dengan sujud sahwi. Yang termasuk sunnah hai-at adalah sebagai berikut :

    • Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram sampai sejajar tinggi ujung jari dengan telinga atau telapak tangan sejajar dengan bahu. Kedua telapak tangan terbuka/terkembang dan dihadapkan ke kiblat.
    • Meletakkan kedua tangan di antara dada dan pusar, telapak tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri.
    • Mengarahkan kedua mata ke arah tempat sujud.
    • Membaca do'a iftitah
    • Diam sebentar sebelum membaca surat Al-Fatihah.
    • Membaca ta'awuz sebelum membaca surat Al-Fatihah.
      "Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk." (QS. An-Nahl : 98).
    • Mengeraskan bacaan surat Al-Fatihah dan surat pada sholat maghrib, isya dan shubuh.
    • Diam sebentar sebelum membaca "aamiiin" setelah membaca Al-Fatihah.
    • Membaca "aamiiin" setelah selesai membaca Al-Fatihah.
    • Membaca surat atau beberapa ayat setelah membaca Al-Fatihah bagi imam maupun bagi yang sholat munfarid pada rakaat pertama dan kedua, baik shalat fardhu maupun sholat sunnah.
    • Membaca takbir intiqal (penghubung antara rukun yang satu dengan yang lain)
    • Mengangkat tangan ketika akan ruku, bangun dari ruku'.
    • Meletakkan kedua telapak tangan dengan jari-kari terkembang di atas lutut ketika ruku'.
    • Membaca tasbih ketika ruku', yaitu "subhaana robbiyal 'azhiimi", sebagian ulama ada yang menambahkan dengan lafazh "wabihamdih".
    • Duduk iftirasyi (bersimpuh) pada semua duduk dalam sholat kecuali pada duduk tasyahud akhir. Cara duduk iftirasyi adalah duduk di atas telapak kaki kiri, dan jari-jari kaki kanan dipanjatkan ke lantai.
    • Membaca do'a ketka duduk di antara dua sujud.
    • Meletakkan kedua telapak tangan di atas paha etika duduk iftirasyi maupun tawarruk.
    • Meregangkan jari-jari tangan kiri dan mengepalkan tangan kanan kecuali jari telunjuk pada duduk iftirasyi tasyahud awal dan duduk tawarruk.
    • Duduk istirahat sebentar sesudah sujud jedua sebelum berdiri pada rakaat pertama dan ketiga.
    • Membaca doa pada tasyahud akhir yaitu setelah membaca tasyahud dan sholawat.
    • Mengucapkan salam yang kedua dan menengok ke kanan pada salam yang pertama dan menengok ke kiri pada salam yang kedua.

Hal-hal yang Membatalkan Sholat
  1. Meninggalkan salah satu rukun sholat atau memutuskan rukun sebelum sempurna dilakukan.
  2. Tidak memenuhi salah satu dari syarat shalat seperti berhadats, terbuka aurat.
  3. Berbicara dengan sengaja.

  1. "Pernah kami berbicara pada waktu sholat, masing-masing dari kami berbicara dengan temannya yang ada di sampingnya, sehingga turun ayat : Dan berdirilah untuk Allah (dalam sholatmu) dengan khusyu'." (HR. Jama'ah Ahli Hadits kecuali Ibnu Majah dari Zain bin Arqam).
  2. Banyak bergerak dengan sengaja.
  3. Maka atau minum.
  4. Menambah rukun fi'li, seperti sujud tiga kali.
  5. Tertawa. Adapun batuk, bersin tidaklah membatalkan sholat.
  6. Mendahului imam sebanyak 2 rukun, khusus bagi makmum.

Waktu Sholat

Shalat fardhu ada lima waktu dan masing-masing mempunyai ketentuan waktu yang berbeda-beda. Allah SWT berfirman :

"Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisaa : 103).
  1. Shalat Zhuhur (4 rakaat), waktunya mulainya ialah ketika matahari condong ke arah barat dan berakhir sampai bayang-bayang benda sama panjang dengan benda tersebut.
  2. Shalat Ashar (4 rakaat), waktunya mulainya ialah ketika bayang-bayang benda sama panjang dengan bendanya dan berakhir sampai matahari terbenam.
  3. Shalat Maghrib (3 rakaat), waktunya mulainya ialah ketika matahari terbenam dan berakhir sampai hilangnya cahaya mega kemerah-merahan.
  4. Shalat Isya (4 rakaat), waktunya mulainya ialah ketika hilangnya cahaya mega kemerah-merahan dan berakhir sampai terbit fajar shadiq.
  5. Shalat Shubuh (2 rakaat), waktunya mulainya ialah ketika terbit fajar shadiq dan berakhir sampai terbit matahari.

Sumber: Bunga Rampai
10/17/2017 No komentar

Wanita Sholehah Menurut Al-Qur'an dan Hadits

Para Calon suami Harus Baca..

Wanita solehah adalah seorang wanita yang pandai memposisikan diri dimanapun dan kapanpun, terhadap diri sendiri, keluarga (utamanya 2 orang tua), termasuk lingkungannya. Di dalam ajaran agama islam wanita diajarkan untuk menjadi wanita solehah, utamanya bagi suaminya, seorang wanita soleh yang tahu bagaimana berbuat untuk sang suami akan menjadi istri selehah,,, pingin juga kan jadi istri solehah??

 

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيْلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

"Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai." (HR. Ahmad 1/191)

 

Lantas siapakah wanita sholehah yang slalu di damba oleh setiap pria, dan bagaimana ciri-cirinya ??
Baiklah akan saya ambilkan dari ayat al-qur'an dan tafsir nya tentang siapa dan bagaimana ciri-ciri wanita sholehah ;-)


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

"Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka." (An-Nisa: 34)

Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma'ruf lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.

"Tugas seorang istri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Allah berfirman: "Wanita shalihah adalah yang taat," yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada." Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian, pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya." (Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177)



Adapun dalam sebuah kisah ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menghadapi permasalahan dengan istri-istrinya sampai beliau bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama sebulan, Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan kepada Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam:




عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تآئِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سآئِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا



"Jika sampai Nabi menceraikan kalian, mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat, taibat, 'abidat, saihat dari kalangan janda ataupun gadis." (At-Tahrim: 5)

Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah yaitu:

a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala), tunduk kepada perintah Allah ta'ala dan perintah Rasul-Nya.
b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala
c. Qanitat: wanita-wanita yang taat

d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.
e. 'Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala (dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksud dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur'an adalah tauhid, kata Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma).
f. Shoimat: wanita-wanita yang berpuasa.
 (Al-Jami' li Ahkamil Qur'an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)





Adapun Kaitannya dengan Istri-istri sholehah bisa kita rinci dari Hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut:


1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى



"Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: "Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha." (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257.)

2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.

3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma' bintu Yazid radhiallahu 'anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?" Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: "Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami)." Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


فَلاَ تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ

"Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya." (HR. Ahmad 6/456,) 

4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ
"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya". (HR. Abu Dawud no. 1417.)

5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta' (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:



"Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya". (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur." Ada yang bertanya kepada beliau: "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Beliau menjawab: "Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: "Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali." (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda:



"Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya." (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa.)

10/10/2017 No komentar
Pada waktu itu orang-orang Islam berkumpul dan mengira-ngira waktu shalat dan tak ada seorang pun yang menyerukannya. Pada suatu hari mereka membicarakan tentang hal itu. Maka di antara mereka ada yang mengusulkan : pergunakan lonceng saja, seperti lonceng kaum Nasrani. Yang lain berkata lebih baik menggunakan tanduk seperti sangkakala orang-orang Yahudi. Sayyidina Umar berbicara : Mengapa tidak disuruh saja orang menyeru untuk sholat. Rasulullah kemudian bersabda : "Wahai Bilal, bangkitlah dan serukan adzan!" (HR. Bukhori Muslim).

Ketika adzan sedang dikumandangkan jama'ah yang mendengarkan disunnahkan untuk mendengarkan dan menjawabnya, demikian juga ketika iqomah. Caranya ialah mengikuti dengan suara yang pelan sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin dan orang yang iqomah, kecuali pada kalimat "hayya 'alash-sholaah" dan "hayya 'alal falaah", jawaban untuk kedua kalimat tersebut adalah "laa hawlaa wa laa quwwata illaa billaah". Pada adzan shubuh setelah muadzin mengucapkan "ash-sholaatu khoirum minan naum" maka jawabnnya adalaha "shoddaqta wa barorta wa ana 'alaa dzaalika minasy syaahidiin" (Engkau benar dan engkau baik, dan saya termasuk orang-orang yang menjadi saksi yang demikian itu).

Pada waktu iqomah pun demikian pula, kecuali pada lafazh "qod qoomatish sholaah", maka jawabnya adalah " aqoomahallaahu wa adaamaa maa daamatis samaawaatu wal ardhu wa ja'alanii minash shoolihiin" (Semoga Allah menegakkan shalat ini dan melestarikannya selama masih ada bumi dan langit dan mudah-mudahan Allah menjadikan saya termasuk orang-orang yang soleh).

Doa sesudah adzan :

"Ya Allah yang mempunyai seruan yang sempurna ini dan sholat yang sedang didirikan ini, berilah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan dan berilah ia kedudukan yang terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya. Sungguh engkau tak pernah mengingkari janji."


Doa sesudah iqomah :

"Ya Allah yang mempunyai seruan yang sempurna ini dan sholat yang sedang didirikan ini, curahkanlah rahmat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kabulkan segala permohonannya pada hari kiamat."


Sunnah-sunnah Pada Waktu Adzan dan Iqomah
  1. Suci dari hadats dan najis.
    Dari Abi Hurairah ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda : "Tidak boleh adzan kecuali orang yang telah berwudhu." (HR. At-Turmudzi).
  2. Menghadap kiblat, serta menengok ke kanan pada mengucapkan "hayya 'alash-sholaah" dan menengok ke kiri pada waktu mengucapkan "hayya 'alal falaah".
    Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : "Saya pernah melihat Bilal sedang adzan dan saya mengikuti mulutnya ke sana ke mari, sedang ibu jarinya diletakkan di lubang telinga." (HR. Ahmad dan Turmudzi).
  3. Dengan suara yang bagus dan nyaring.
  4. Dilakukan dalam keadaan berdiri.


Keutamaan orang yang melakukan adzan adalah antara lain disebutkan dalam hadits berikut :
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda : "Sungguh para muadzin adalah orang-orang yang paling panjang lehernya (berpenampilan indah) pada hari kiamat." (HR. Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah).

"Sungguh Allah dan para malaikat memberi shalawat kepada jama'ah yang menempati shaf yang pertama, sedang muadzin diampuni dosanya sepanjang suaranya dan ucapannya dibenarkan oleh pendengarny, baik dari keluarga yang basah maupun yang lering dan ia akan diberikan pahala sebanyak orang yang ikut sholat bersamanya." (HR. Ahmad dan An-Nasai dengan sanad yang baik).

Sumber: Bunga Rampai
10/10/2017 No komentar
Mandi berasal dari kata "al-ghuslu" yang artinya membasuh badan atau mandi. Adapun pengertian mandi menurut istilah syara' ialah meratakan air pada seluruh badan daru ujung ranbut sampai ujung jari kaki disertai dengan niat sesuai dengan keperluannya, mungkin untuk menghilangkan hadats besar atau mandi sunnah. Pengertian madi besar adalah mandi untuk bersuci dari hadats besar.

Dari Aisyah ra ia berkata : Adalah Rasulullah mandi janabah, beliau memulai menyuci dua tangannya lalu menyiramkan (air) dengannya yang kanan kepada yang kiri, lalu beliau menyuci kemaluannya, lalu berwudhu, kemudian beliau mengambil air lalu memasukkan ajri-jarinya ke pangkal-pangkal rambut lalu beliau menyiram kepalanya tiga kali siraman, lalu beliau menyiram seluruh badannya kemudian menyuci dua kakinya. (HR. Muttafaqun 'alaih dan lafzh ini dalam riwayat Muslim).


Hal-hal yang Mewajibkan Mandi :
  1. Karena bersetubuh baik keluar mani atau tidak.
    Dari Ibnu Umar berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Bila dua kemaluan (antara laki-laki dan perempuan) bertemu dan ujung zakar itu sudah masuk (pada kemaluan wanita), maka sungguh telah diwajibkan mandi (jinabat) sekalipun keluar mani (dari pihak laki-laki atau wanita) atau tidak mengeluarkannya." (HR. Thabrani)
  2. Karena keluar mani dalam keadaan sadar atau mimpi. Dari Aisyah ra. berkata : "Bila seseorang bangun dari tidurnya kemudian melihat basah (pada pakainnya yang ada kemiripan dengan air mani), tapi ia tidak terasa bermimpi maka wajib manid (jinabat). Bila dia merasa bermimpi (mengeluarkan air mani) tetapi tidak ada bekas basah (pada pakainnya) maka tidak diwajibkan mandi (jinabat) padanya."
  3. Haid (menstruasi)
    Rasulullah SAW bersabda kepada Fathimah binti Abi Huabis : " Apabila datang bula (menstruasi) maka tinggalkanlah sholat dan apabila telah berhenti menstruasi hendaklah engkau mandi dan sholatlah." (HR. Al-Bukhori)
  4. Nifas, yaitu darah yang keluar dari rahim wanita setelah melahirkan.
  5. Melahirkan.
  6. Meninggal.

Syarat-syarat Mandi1. Islam
2. Tamyiz.
3. Dengan menggunakan air mutlak
4. Tidak ada sesuatu yang menghalangi antara kulit dan air yang sampai kepadanya.
5. Tidak dalam keadaan haid atau nifas


Rukun Mandi1. Niat di awal mandi untuk menghilangkan junub.
2. Menghilangkan najis yang ada di badan
3. Mengalirkan/meratakan air ke seluruh kulit dan rambut.

Dari Ali bin Abi Thalib ra. berkata : Barang siapa yang berjinabat tidak membasuh tempat satu rambut maka dia dibakar api neraka secara demikian dna demikian. Ali berkata : Oleh karena itu aku memusuhi rambut kepalaku. Dia memang sering mencukurnya. (HR. Ahmad dan Abu dawud).

Dari Abu Hurairah ra. berkata : Sesungguhnya di bawah sehelai rambut terdapat jinabat (bagi orang junub) oleh karena itu basuhlah rambut dan bersihkan kulit. (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).


Sunah-sunah Mandi1. Membaca tasmiyah
2. Berwudhu sebelum mandi
3. Menyegerakan mandi begitu selesai haid atau nifas
4. Membasuh sela-sela jari kaki dan tangan, juga memperhatikan pada kulit yang berkerut.
5. Menggosokan tangan ke seluruh tubuh.
6. Mendahulukan anggota badan yang kanan daripada yang kiri
7. Beriring, yaitu antara membasuh anggota badan yang satu dengan yang lainnya tidak menunggu waktu yang lama.
 
Perkara Yang Dimakruhkan di Dalam Mandi1. Berlebihan dalam menggunakan air
2. Tidak berwudhu sebelumnya

Dari Aisyah ra. berkata : Rasulullah SAW bila dalam keadaan junub, lantas ingin makan, atau tidur maka berwudhu sebagaimana wudhunya untuk melaksanakan sholat. (HR. Muslim).
Dari Abu Said Al-Khudry ra. berkata : Bila seseorang di antara kamu mendatangi istrinya (jima'), kemudian ingin mengulangi lagi (berjima' lagi) maka hendaklah berwudhu antara keduanya (antara jima' pertama dengan yang kedua).

Dari Ibnu Abbas ra. berkata : Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya malaikat tidak akan hadir pada orang yang lagi junub atau berlumuran dengan parfume sehingga keduanya mandi" (HR. Thabrani).

Rasulullah bersabda : "Malaikat tidak akan datang ke rumah yang terdapat gambar (makhluk bernyawa), anjing, dan orang junub." (HR. Abu Dawud dan Nasai).


Mandi-mandi Yang Disunahkan
  1. Mandi untuk sholat jum'at
    Dari Umar ra, ia berkata : Rasulullah bersabda : "Bila salah seorang dari kamu akan mendatangi sholat jum'at maka hendaklah ia mandi." (HR. Muslim)
  2. Mandi untuk sholat 'idain (Idul Fitri dan Idul Adha)
  3. Mandi untuk sholat istisqo
  4. Mandi untuk sholat gerhana bulan
  5. Mandi untuk sholat gerhana matahari
  6. Mandi ketika akan memandikan mayit
    Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Nabi SAW berkata : "Barang siapa yang memanadikan mayit hendaklah mandi (setelahnya). Barang siapa yang membawanya hendaklah berwudhu." (Dikeluarkan oleh Ahmad, Nasai, dan Tirmidzi. Menurut beliau hadits ini hasan).
  7. Ketika orang kafir masuk Islam, ia disunnahkan mandi.
  8. Mandi ketika siuman atau sadar dari ayan atau sembuh dari gila.
  9. Mandi ketika akan ihram.
  10. Mandi Ketika masuk kota Makkah Al-Mukarromah.
  11. Mandi ketika akan wukuf di Padang Arofah.
10/10/2017 No komentar
       Alkisah ada seorang fakir miskin melewati jalan madinah, di sepanjang jalan dia sering melihat orang-orang makan daging, diapun merasa sedih karena jararang sekali ia bisa makan daging. Dia pulang kerumahnya dengan hati dongkol. 
sesampai di rumah, istrinya menyuguhkannya kedelai rebus. dengan hati terpaksa dia memakan kedelai itu seraya membuang kupasan kulitnya ke luar jendela. dia sangat bosan dengan kedelai. dia bilang kepada istrinya "Bagaimana hidup kita ini? orang-orang makan daging, kita masih saja makan kedelai".

      Tak lama kemudian, dia keluar ke jalan di pinggir rumahnya. Alangkah terkejut dia melihat seorang lelaki tua duduk dibawah jendela rumahnya sambil memungut kulit-kulit keledai yang tadi ia buang dan memakannya seraya bergumam  " segala puji bagi Allah yang telah memberiku rezeki tampa harus mengeluarkan tenaga"

      Mendengar ucapan lelaki tua itu, dia menitikan air mata seraya bergumam "Sejak detik ini, Aku rela dengan apapun yang engkau berikan ya Allah".

 Rezeki itu yang penting mengalir, besar atau kecil yang penting ada alirannya. jangan berharap mengalir seperti banjir, kalu tak bisa berenang kita bisa ditenggelamkannya.
Sampai kapan engkau sibuk dengan kelezatan? sedangkan engkau akan ditanya tentang semua yang kau lakukan.

Ingatlah kalam Sayyidina Ali bin Abi Thalib:
 "Barang siapa yang perhatiannya hanya pada apa yang masuk ke perutnya, maka nilai seseorang itu tidak lebih dari apa yang keluar dari perutnya" 

 18 Mei, 2016
Group Wa, Sahabat Hijrah
10/07/2017 No komentar
Tayammum berasal dari kata "tayammamu" artinya menyengaja atau menuju. Adapun menurut istilah syariat Islam ialah mengusap tanah yang suci pada muka dan kedua tangan sebagai pengganti wudhu atau mandi dengan beberapa syarat dan rukun tertentu.

"Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (QS. An-Nisa : 43).


Sebab-sebab Tayammum
  1. Karena tidak ada air.
  2. Berhalangan untuk menggunakan air karena saki, dan bila terkena air akan bertambah penyakitnya (berdasarkan keterangan dokter yang muslim)
  3. Dalam perjalanan (musafir) dan sangat sulit mendapatkan air.
    Dari Ibnu Abbas ra, tentang firman Allah Azza wajalla : Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan, ia berkata : Jika seseorang terluka dalam perjuangan di jalan Allah dan terkena kudis lalu ia berjunub tetapi ia takut mati bila mandi, (maka ia boleh) tayammum." (HR. Ad-Daruquthni).

Syarat-syarat Tayammum
1. Adanya halangan sehingga dibolehkan tayammum.
2. Telah masuk waktu sholat
3. Telah mencari air namun tidak menemukan
4. Bertayammum dengan debu yang suci



Rukun Tayammum
1. Niat
2. Mengusapkan kedua telapak tangan yang berdebu ke muka (tepukan debu pertama)
3. Mengusapkan kedua telapak tangan yang berdebu sampai dua siku.(tepukan debu kedua)
4. Tertib/berurutan


Sunnah Tayammum
1. Membaca basamalah
2. Mengehmbus tandah dari dua telapak tangan agar tanah yang di atas tangan menipis.
3. Membaca doa setelah selesai tayammum (seperti setelah berwudhu)


Hal-hal yang Membatalkan Tayammum
1. Segala yang membatalkan wudhu.
2. Mendapatkan/melihat air sebelum mengerjakan sholat bagi orang yang tayammum karena ketiadaan air.
10/07/2017 No komentar
Good-Sewing-Thoub-Abaya-Robe-Daffah-Dishdasha https://sc02.alicdn.com 

       Dalam Islam, cara berpakaian seseorang tidak hanya mencerminkan tingginya wibawa tapi lebih dari itu, pakaian yang dikenakannya akan mencerminkan sejauhmana tingginya kedudukan dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
       Sebagai Muslim, sudah tentu pakaian yang baik dan sopan adalah pakaian yang tidak melanggar syariat. Karena itu, berikut adalah aturan  berpakaian dan berhias seperti yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam;

 
Disunnatkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda kepada salah seorang shahabatnya disaat beliau melihatnya mengenakan pakaian jelek : "Apabila Allah mengaruniakan kepadamu harta, maka tampakkanlah bekas ni`mat dan kemurahan-Nya itu pada dirimu. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).
 
Pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak membentuk lekuk tubuh dan tebal tidak memperlihatkan apa yang ada di baliknya.
 
Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya. Karena hadits yang bersum-ber dari Ibnu Abbas Radhiallaahu 'anhu ia menuturkan: "Rasulullah melaknat (mengutuk) kaum laki-laki yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria." (HR. Al-Bukhari).
Tasyabbuh atau penyerupaan itu bisa dalam bentuk pakaian ataupun lainnya.
 
Pakaian tidak merupakan pakaian show (untuk ketenaran), karena Rasulullah Radhiallaahu'anhu telah bersabda: "Barang siapa yang mengenakan pakaian ketenaran di dunia niscaya Allah akan mengenakan padanya pakaian kehinaan di hari Kiamat." ( HR. Ahmad, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
 
Pakaian tidak boleh ada gambar makhluk yang bernyawa atau gambar salib, karena hadits yang bersumber dari Aisyah Radhiallaahu 'anha menyatakan bahwasanya beliau berkata: "Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah membiarkan pakaian yang ada gambar salibnya melainkan Nabi menghapusnya". (HR. Al-Bukhari dan Ahmad).
 
Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera kecuali dalam keadaan terpaksa. Karena hadits yang bersumber dari Ali Radhiallaahu 'anhu mengatakan: "Sesungguhnya Nabi Allah Subhaanahu wa Ta'ala pernah membawa kain sutera di tangan kanannya dan emas di tangan kirinya, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya dua jenis benda ini haram bagi kaum lelaki dariumatku". (HR. Abu Daud dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
  
Pakaian laki-laki tidak boleh panjang melebihi kedua mata kaki. Karena Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda : "Apa yang berada di bawah kedua mata kaki dari kain itu di dalam neraka" (HR. Al-Bukhari). Adapun perempuan, maka seharusnya pakaiannya menu-tup seluruh badannya, termasuk kedua kakinya. Adalah haram hukumnya orang yang menyeret (meng-gusur) pakaiannya karena sombong dan bangga diri. Sebab ada hadits yang menyatakan : "Allah tidak akan memperhatikan di hari Kiamat kelak kepada orang yang menyeret kainnya karena sombong". (Muttafaq'alaih).
 
Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan di dalam berpakaian atau lainnya. Aisyah Radhiallaahu 'anha di dalam haditsnya berkata: "Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam suka bertayammun (memulai dengan yang kanan) di dalam segala perihalnya, ketika memakai sandal, menyisir rambut dan bersuci'. (Muttafaq'-alaih).
 
Disunnatkan kepada orang yang mengenakan pakaian baru membaca :
"Segala puji bagi Allah yang telah menutupi aku dengan pakaian ini dan mengaruniakannya kepada-ku tanpa daya dan kekuatan dariku". (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh AlAlbani).

Disunnatkan memakai pakaian berwarna putih, katrena hadits mengatakan: "Pakaialah yang berwarna putih dari pakaianmu, karena yang putih itu adalah yang terbaik dari pakaian kamu..." (HR. Ahmad dan dinilah shahih oleh Albani).
 
Disunnatkan menggunakan farfum bagi laki-laki dan perempuan, kecuali bila keduanya dalam keadaan berihram untuk haji ataupun umrah, atau jika perempuan itu sedang berihdad (berkabung) atas kematian suaminya, atau jika ia berada di suatu tempat yang ada laki-laki asing (bukan mahramnya), karena larangannya shahih. 

Haram bagi perempuan memasang tato, menipiskan bulu alis, memotong gigi supaya cantik dan menyambung rambut (bersanggul). Karena Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam di dalam haditsnya mengatakan: "Allah melaknat (mengutuk) wa-nita pemasang tato dan yang minta ditatoi, wanita yang menipiskan bulu alisnya dan yang meminta ditipiskan dan wanita yang meruncingkan giginya supaya kelihatan cantik, (mereka) mengubah ciptaan Allah". Dan di dalam riwayat Imam Al-Bukhari disebutkan: "Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya". (Muttafaq'alaih)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)


10/04/2017 No komentar


Sesungguhnya Islam benar-benar menaruh perhatian yang sangat besar kepada manusia di dalam segala urusannya -agama dan dunianya- di saat lapang maupun sulitan, bangun maupun tidur, di kala bepergian maupun menetap, saat makan maupun minum, waktu bahagia maupun sedih. Singkat kata, tidak ada satu hal pun, baik kecil maupun besar, melainkan telah dijelaskan oleh Islam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah menggoreskan buat kita melalui ucapan dan perbuatannya rambu-rambu adab yang seyogyanya ditempuh oleh setiap mu’min di dalam hidupnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah menjelaskan, siapa saja yang menghendaki kebahagiaan, hendaklah ia menempuh jalan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dan meneladani adabnya.

Berikut adalah adab saat tidur dan bangun tidur ;

Berintrospeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur. Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuhasabah (berintrospeksi diri) sesaat sebelum tidur, mengevaluasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada Allah SWT dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.
Tidur dini, berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah ra "Bahwasanya Rasulullah SAW tidur pada awal malam dan bangun pada pengujung malam, lalu beliau melakukanshalat".(Muttafaq `alaih) 
 
Disunnatkan berwudhu' sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Al-Bara' bin `Azib ra menuturkan : Rasulullah SAW bersabda: "Apabila kamu akan tidur, maka berwudlu'lah sebagaimana wudlu' untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan..." Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya. 

Disunnatkan pula mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring, berdasarkan hadits Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah ra bersabda: "Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya..." Di dalam satu riwayat dikatakan: "tiga kali". (Muttafaq `alaih). 

Makruh tidur tengkurap. Abu Dzar ra menuturkan :"Nabi SAW pernah lewat melintasi aku,dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda :"Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka". (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahiholeh Al-Albani).
Makruh tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi SAW telah bersabda: "Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya". (HR. AlBukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur. Dari Jabir ra diriwayatkan bahwa sesung-guhnya Rasulullah r telah bersabda: "Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman". (Muttafaq'alaih).
Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan AlMu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut. 

Membaca do`a-do`a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah SAW, seperti : Allaahumma qinii yauma tab'atsu 'ibaadaka
"Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap
hamba-hamba-Mu". Dibaca tiga kali.(HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)
Dan membaca: Bismika Allahumma Amuutu Wa ahya
" Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup." (HR. Al Bukhari)

Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan(dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini :
" A'uudzu bikalimaatillaahit taammati min ghadhabihi Wa syarri 'ibaadihi, wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuna."
Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hambahamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku". (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)

Hendaknya apabila bangun tidur membaca :
"Alhamdu Lillahilladzii Ahyaanaa ba'da maa Amaatanaa wa ilaihinnusyuuru"
"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan." (HR. Al-Bukhari)

Sumber: EbookHost

10/04/2017 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me


Kenalin nama Irwan Efendi, Asal dari Lombok Nusa Tenggara Barat.
Pengangum Senja, Penggemar Arsenal (Gooners) dan penyuka Gorengan :)



Follow Us

recent posts

Blog Archive

  • ►  2018 (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2017 (33)
    • ▼  November (1)
      • Dua KEKUATAN Dalam Diri Kita
    • ►  Oktober (23)
      • Peran Pemuda dalam Membangun Desa
      • Hakikat Sebuah Doa
      • Perjuangan Seorang Pendosa
      • Terimakasih, Kehilangan mu Telah Menuntunku Kembal...
      • Bab VIII SHOLAT
      • Wanita Sholehah Menurut Al-Qur'an dan Hadits
      • Bab VII Adzan dan Iqamah
      • Bab VI Mandi Janabah
      • Sampai Kapan Engkau Sibuk Dengan Kelezatan?
      • Bab V Tayammum
      • ETIKA BERPAKAIAN DAN BERHIAS
      • Etika Seorang Muslim Saat Tidur
    • ►  September (9)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates