Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- mengatakan:
Di dalam diri manusia ada dua kekuatan:
* kekuatan dalam melakukan sesuatu dan
* kekuatan dalam meninggalkan sesuatu.
Dan hakekat kesabaran adalah menjadikan kekuatan dalam melakukan sesuatu untuk melakukan hal yang bermanfaat baginya dan menjadikan kekuatan dalam meninggalkan sesuatu untuk meninggalkan hal yang membahayakan baginya.
Dan diantara manusia ada orang yang kekuatan sabarnya dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat... lebih besar daripada sabarnya dalam meninggalkan sesuatu yang membahayakan baginya, sehingga dia mampu bersabar dalam menghadapi beratnya ketaatan, tapi dia tidak sabar dari ajakan hawa nafsu untuk melakukan apa yang terlarang baginya.
Diantara mereka ada orang yang kekuatan sabarnya dalam meninggalkan larangan lebih besar daripada kekuatan sabarnya dalam menghadapi beratnya ketaatan.
Diantara mereka ada juga yang tidak memiliki kesabaran, baik terhadap ini maupun itu.
Dan orang yang paling afdhol adalah orang yang paling sabar dalam dua jenis kesabaran ini.
Oleh karena itu, ada banyak orang yang sabar dalam berjuang untuk bangun malam di musim panas maupun musim dingin, dan sabar terhadap beratnya puasa, namun dia tidak sabar terhadap pandangan yang diharamkan.
Banyak pula orang yang sabar terhadap pandangan yang diharamkan... tapi dia tidak sabar dalam beramar ma'ruf nahi munkar serta berjihad melawan kaum kuffar dan kaum munafikin, bahkan (bisa jadi) dia orang yang paling lemah dalam hal ini.
Dan kebanyakan orang tidak memiliki kesabaran terhadap salah satu dari kedua jenis kesabaran ini. Sedang yang paling sedikit adalah orang yang memiliki kesabaran dalam keduanya
Dan diantara manusia ada orang yang kekuatan sabarnya dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat... lebih besar daripada sabarnya dalam meninggalkan sesuatu yang membahayakan baginya, sehingga dia mampu bersabar dalam menghadapi beratnya ketaatan, tapi dia tidak sabar dari ajakan hawa nafsu untuk melakukan apa yang terlarang baginya.
Diantara mereka ada orang yang kekuatan sabarnya dalam meninggalkan larangan lebih besar daripada kekuatan sabarnya dalam menghadapi beratnya ketaatan.
Diantara mereka ada juga yang tidak memiliki kesabaran, baik terhadap ini maupun itu.
Dan orang yang paling afdhol adalah orang yang paling sabar dalam dua jenis kesabaran ini.
Oleh karena itu, ada banyak orang yang sabar dalam berjuang untuk bangun malam di musim panas maupun musim dingin, dan sabar terhadap beratnya puasa, namun dia tidak sabar terhadap pandangan yang diharamkan.
Banyak pula orang yang sabar terhadap pandangan yang diharamkan... tapi dia tidak sabar dalam beramar ma'ruf nahi munkar serta berjihad melawan kaum kuffar dan kaum munafikin, bahkan (bisa jadi) dia orang yang paling lemah dalam hal ini.
Dan kebanyakan orang tidak memiliki kesabaran terhadap salah satu dari kedua jenis kesabaran ini. Sedang yang paling sedikit adalah orang yang memiliki kesabaran dalam keduanya
Ust. DR. Musyaffa Ad Dariny, MA حفظه الله تعالى