Sampai Kapan Engkau Sibuk Dengan Kelezatan?

by - 10/07/2017

       Alkisah ada seorang fakir miskin melewati jalan madinah, di sepanjang jalan dia sering melihat orang-orang makan daging, diapun merasa sedih karena jararang sekali ia bisa makan daging. Dia pulang kerumahnya dengan hati dongkol. 
sesampai di rumah, istrinya menyuguhkannya kedelai rebus. dengan hati terpaksa dia memakan kedelai itu seraya membuang kupasan kulitnya ke luar jendela. dia sangat bosan dengan kedelai. dia bilang kepada istrinya "Bagaimana hidup kita ini? orang-orang makan daging, kita masih saja makan kedelai".

      Tak lama kemudian, dia keluar ke jalan di pinggir rumahnya. Alangkah terkejut dia melihat seorang lelaki tua duduk dibawah jendela rumahnya sambil memungut kulit-kulit keledai yang tadi ia buang dan memakannya seraya bergumam  " segala puji bagi Allah yang telah memberiku rezeki tampa harus mengeluarkan tenaga"

      Mendengar ucapan lelaki tua itu, dia menitikan air mata seraya bergumam "Sejak detik ini, Aku rela dengan apapun yang engkau berikan ya Allah".

 Rezeki itu yang penting mengalir, besar atau kecil yang penting ada alirannya. jangan berharap mengalir seperti banjir, kalu tak bisa berenang kita bisa ditenggelamkannya.
Sampai kapan engkau sibuk dengan kelezatan? sedangkan engkau akan ditanya tentang semua yang kau lakukan.

Ingatlah kalam Sayyidina Ali bin Abi Thalib:
 "Barang siapa yang perhatiannya hanya pada apa yang masuk ke perutnya, maka nilai seseorang itu tidak lebih dari apa yang keluar dari perutnya" 

 18 Mei, 2016
Group Wa, Sahabat Hijrah

You May Also Like

0 komentar