Makalah Analisis Kelayakan Pembiayaan Bank Syariah
Analisis Kelayakan Pembiayaan Bank Syariah
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Analisis pembiayaan adalah kegiatan
yang menelaah aspek-aspek penting dan patut diketahui dari nasabah yang akan
dibiayai oleh Bank. Tujuan analisis pembiayaan untuk memperoleh gambaran yang
jelas dan sesungguhnya terhadap kondisi nasabah yang akan dibiayai. Dengan
demikian, rekomendasi yang benar dan objektis dapat diberikan.
Analisis pembiayaan dapat dilakukan
secara kualitatif berdasarkan data nonkeuangan dan kuantitatif berdasarkan pada
data keuangan. Untuk nasabah kecil, analisis kualitatif akan dominan karena
data keuangan tidak lengkap dan akurat. Sementara untuk nasabah besar, analisis
kuantitatif lebih dominan karena sudah memiliki laporan keuangan yang sesuai
dengan standar akuntasi keuangan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian pembiayaan ?
2. Bagaimana
analisis pembiayaan di Bank Syariah ?
3. Bagaimana
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif ?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari pembiyaan.
2. Untuk
menjelaskan analisis pembiayaan di Bank Syariah.
3. Untuk
menjelaskan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
BAB II
Pembahasan
A.
Pengertian
Pembiayaan
Pembiayaan
secara luas berarti financing, atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan
dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan,
seperti bank syariah, kepada nasabah. Dalam kondisi ini, arti pembiayaan
menjadi sempit dan pasif. Tetapi bisa jadi penyempitan arti ini juga disebabkan
karena keterbatasan pemahaman para pelaku bisnisnya.
B.
Analisis
Pembiayaan
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam analisis pembiayaan di bank syariah adalah
sebagai berikut:
Pendekatan analisis pembiayaan
Ada
beberapa pendekatan analisa pembiayaan yang dapat diterapkan oleh para
pengelola bank syariah dalam kaitannya dengan pembiayaan yang akan dilakukan,
yaitu:
- Pendekatan jaminan, artinya bank dalam memberikan pembiayaan selalu memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki oleh peminjam.
- Pendekatan karakter, artinya bank mencermati secara sungguh-sungguh terkait dengan karakter nasabah
- Pendapatan kemampuan kepuasan, artinya bank menganalisis kemampuan nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang telah diambil.
- Pendekatan dengan studi kelayakan, artinya bank memperhatikan kelayakan usaha yang dijalanankan oleh nasabah peminjam.
- Pendekatan fungsi-fungsi bank, artinya bank memperhatikan fungsinya sebagai lembaga intermediary keuangan, yaitu mengatur mekanisme dana yang dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.
Prinsip
Analisis Pembiayaan
Prinsip analisis
pembiayaan didasarkan pada rumus 5C yaitu:
- Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.
- Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengambalikan pinjaman yang diambil.
- Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam
- Colateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank
- Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak.
Prinsip 5C tersebut terkadang ditambahkan dengan 1C,
yaitu Constraint artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses
usaha.
Tujuan Analisis Pembiayaan
Analisis
pembiayaan memiliki dua tujuan, yaitu :
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum analisis pembiayaan adalah :
pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong
dan melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa, bahkan konsumsi yang
kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
S sedangkan
tujuan khusus analisis pembiayaan adalah :
- Untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam
- Untuk menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan
- Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak
Prosedur Analisis Pembiayaan
Aspek-aspek
penting dalam analisis pembiayaan yang perlu dipahami oleh pengelola bank
syari’ah :
- Berkas dan pencatatan
- Data pokok dan analisis pendahuluan
a. Realisasi
pembelian, produksi dan penjualan
b. Rencana
pembelian, produksi dan penjualan
c. Jaminan
d. Laporan
keuangan
e. Data
kualitatif dari calon debitur
4. penelitian atas realisasi usaha
5. Penelitian atas rencana usaa penelitian dan penilaian barang jaminan
6. Laporan keuangan dan penelitiannya
Keputusan Permohonan Pembiayaan
- Bahan pertimbangan pengambilan keputusa
- Wewenang pengambilan keputusan
Aspek yang Dianalisis
Ada
beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh pejabat bank dalam melakukan
analisis pembiayaan, diantaranya adalah :
- Aspek yuridis
- Calon debitur cakap hukum
- Usahanya tidak liar
- Aspek pemasaran
- Sikus hidup produk
- produk subtitusi
- perusahaan pesaing
- Tingkat kemampuan daya beli masyarakat
- program promosi
- Daerah pemasarannya
- Faktor musim
- Manajemen pemasaran
- Kontrak penjualan
- Aspek teknis
- Lokasi usaha
- Fasilitas gedung bangunan usaha
- Mesin-mesin yang dipakai
- Proses produksi
- Aspek keuangan
- Kemapuan memperoleh untung
- Sisa-sisa pinjaman dengan pihak lain
- Beban rutin diluar kegiatan usaha
- Arus kas (cash flow)
- Aspek jaminan
- Syarat-syarat jaminan
- Syarat ekonomis
- Syarat yuridis
Alat
Analisis
Alat
analisis pembiayaan dapat berupa angket.
Rumusan
Hasil Analisis
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan hasil analisis pembiayaan:
- dentitas pemohon
- Umur calon antara 22-50 tahun
- Alamat rumah jelas, jika kontrak: masih berapa tahun calon kontrak
- Tempat calon usaha berada di dekat wilayah kerja bank syari’ah yang bersangkutan
- Identitas usaha
- Pengalaman usaha minimal 2 tahun
- Lokasi usaha strategis
- Status usaha bukan sambilan
- Status usaha diprioritaskan milik sendiri
- Aspek pasar
- Barang yang dijual/ diproduksi tidak terlalu banyak pesaing dan memang dibutuhkan banyak orang. Upaya kreatif dan inotatif perlu dimiliki agar dapat melihat peluang-peluang pasar yang dapat dimasuki sekaligus dapat memperoleh untung.
- Sumber bahan baku
- Sumber bahan bakusumber bahan baku yang dipakai mudah diperoleh, cukup murah, dan jika memungkinkan dapat didaur ulang
- aspek pengelola
- Mempunyai perencanaan usaha ke depan yang detail
- Mempunyai pengalaman dan tenaga kerja terampil
- Mempunyai catatan usaha, seperti: buku jurnal, laporan transaksi, catatan laba/ rugi, dll.
- Aspek ekonomi
- Produk yang diproduksi dan dijual tidak merusak lingkungan, baik barang jadi maupun limbahnya.
- Produk yang dibuat tidak dilarang oleh agama maupun negara
- Permodalan
- Pemimjam harus mempunyai modal minimal 30% dari pembiayaan yang diajukan ke bank syari’ah
- Data keuangan
- Korelasi presentase kemampuan membayar anggota pembiayaan harus 30% dari kemampuan menabungnya.
C. Analisis
Kualitatif
Analisis kualitatif terkait dengan
data-data nonkeuangan nasabah. Metode yang digunakan pada umumnya adalah dengan membandingkan informasi
yang ada dengan standar industri, sehingga resiko yang ada dapat dipahami.
Selanjutnya, Bank dapat mengantisipasi terhadap resiko yang akan timbul. Ruang
lingkup yang dianalisis dibahas dalam pembahasan berikut ini.
Aspek Manajemen
Kemampuan nasabah dalam rangka
mengelola usahanya dapat dilihat dari riwayat dan pengalaman nasabah. Faktor
usia, bahkan kondisi keluarga seringkali menjadi faktor yang sangat penting
untuk diketahui, terlebih untuk mikro dan kecil. Pada kondisi seperti ini,
pembiayaan yang akan diberikan oleh bank harus dilakukan memiliki pengalaman
yang tepat dan disertai pembelajaran kepada nasabah untuk memperbesar kegiatan
usahanya dimasa mendatang. Aspek manajemen dalam hal ini adalah sesuatu yang
melekat kepada pengelolanya. Adapun ruang lingkup yang ditelaah adalah
menyangkut rekam jejak (track record) atau pengalaman individu dan sistem
manajemen dalam usaha yang dikelola saat ini.
Aspek Usaha
- · Produksi atau Pengadaan Barang
Dalam
dunia industri, aspek produksi ini meliputi proses pengadaan bahan baku, proses
menjadi barang setengah jadi sampai menjadi barang jadi, dan proses penyimpanan
stok persediaan. Pengadaan barang dagangan dan penyimpanannya adalah hal yang
biasa ditemui pada usaha perdagangan. Data yang dianalisis adalah sebagai
berikut.
- Pemasok (supplier)
a. Siapakan
pemasok pertama bahan baku ?
b. Berapakah
jumlah pemasok atau pemasok adalah pemasok tunggal ?
c. Jika
pemasok pertama keluar maka apakah ada pemasok lain yang dapat memberikan bahan
baku yang diperlukan ?
d. Sanggupkah
pemasok mengirimkan bahan baku ?
e. Kejadian-kejadin
apa saja yang dapat menggagalkan pengiriman bahan baku ?
2 2. Harga
bahan baku
a. Apakah
faktor-faktor mempengaruhi harga bahan baku ?
b. Bagaimana
situasi harga di masa mendatanag ?
c. Apakah
ada bahan baku pengganti yang dapat diterima ?
d. Apakah
ada pengaruh bahan baku pengganti terhadap biaya produksi, kualitas produksi,
dan permintaan produk akhir ?
3 3. Kontinuitas
pasokan bahan baku
a. Adakah
kejadian-kejadian potensial yang dapat menggagalkan pemasok mendapatkan bahan
baku ? sebagai contoh, pemogok buruh, terputusnya transportasi, peraturan dan
kebijakan lingkungan, serta kejadian politik dalam negeri atau luar negeri.
b. Adakah
risiko-risiko mudah rusaknya bahan baku sebelum dikirim kepada perusahaan untuk
proses produksi ?
4 4. Hubungan
dengan buruh
a. Apabila
perusahaan bercirikan labor intensive, apakah risiko yang terjadi jika buruh
yang diperlukan tidak tersedia ?
b. Apakah
ada kemungkinan terjadi pemogokan ?
c. Apakah
ada buruh dengan status kontrak yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat ?
d. Bagaimana
pengalaman perusahaan berkaitan dengan masalah buruh ?
e. Bagaimana
pengalaman perusahaan kompetitor dalam menangani buruh ?
5 5. Kualitas
pabrik dan mesin
a. Bagaimana
kondisi umum pabrik dan mesin-mesin ?
b. Apakah
sudah modern atau usang ?
c. Apakah
perusahaan selalu memelihara pabrik dengan teknologi modern atau perusahaan
kempetitor telah mempunyai mesin berteknoligi modern ?
d. Apakah
jenis dan jumlah energi yang diperluakan ?
e. Apakah
ada kemungkinan mengalami kekurangan energi atau harga energi naik ?
f. Apakah
ada kemungkinan perusahaan ditutup berkaitan dengan kegagalan memenuhi aturan
lingkungan ?
6 6. Produk
perusahaan
a. Apakah
produk perusahaan ?
b. Apakah
barang mewah atau kebutuhan primer ?
c. Apakah
ada pengaruh risiko mode (fashion) ?
d. Apakah
produk telah mengikuti tren teknologi ?
e. Berkaitan
dengan permintaan nasabah, apakah jumlah produk akan menurun di masa mendatang
?
f. Apakah
ada perusahaan lain yang akan mengganti produknya ?
g. Apakah
produk ini termasuk warabala (franchise) atau izin khusus ?
h. Bagaimana
promosi produk ?
i.
Bagaimanakah
situasi ekonomi yang berpengaruh pada permintaan produk perusahaan ?
- Pemasaran
- Apakah ada perusahaan yang memiliki keunggulan tertentu atau sebaliknya ?
- Apakah penjulan melalui sistem distributor atau melalui penjualan borongan/grosir (wholesale) independen ?
- Apakah peraturan pemerintah berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk menjual produknya ?
- Siapakah pembeli produk perusahaan ? Apakah pembeli langsung atau distributor ? Dimanakah lokasi pembeli secara geografis ? Apakah ada kejadian potensial yang dapat berpengaruh pada kemampuan perusahaan dalam menjual produk ? Apakah penjualan dilakukan secara tunai atau tempo ?
- Siapakah kompetitor utama ? Bisakah kompetitor menggantikan perusahaan dalam pasar ? Berapakah pangsa pasar (market share) perusahaan terhadap kompetitor dalam industri sejenis ?
Aspek Syariah dan Legalitas
Kelengkapan
legalitas pribadi dan legalitas usaha nasabah harus diteliti dengan seksama.
Selain itu, keabsahannya juga perlu diperhatikan dalam hal ini, dikeluarkan
oleh pihak yang berwewenang. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut.
- Peneliitian dokumen legal.
- Usaha tidak melanggar syariah.
- Kesesuaian kebutuhan dan perencanaan.
- Pembiayaan dan akadnya sesuai syariat
- Kewenangan para pihak.
- Penilaian jaminan
- Pengikatan dan jaminan.
Analisis Horizontal (Tren)
- Untuk membandingkan kinerja usaha nasabah pada periode tertentu, sesuai kebutuhan analisis.
- Rasio dan pos-pos penting laporan posisi keuangan-laba rugi yang dibandingkan disesuaikan dengan kebutuhan analisis, terutama untuk mengetahui rasio pertumbuhan.
Analisis Vertikal (Rasio)
Membandingkan di antara pos penting
dalam laporan keuangan dalam satu periode tertentu. Pos pada laporan posisi
keuangan adalah rasio likuiditas dan laverage (solvabilitas), sedangkan pada
laba rugi adalah rasio rentabilitas dan efisiensi.
- Rasio likuiditas : Kemampuan penyediaan kas guna menutupi kewajiban dalam jangka pendek.
a. Quick
Ratio = (Kas + Bank) ÷ Utang Lancar
b. Current
Ratio = Aset Lancar ÷ Utang Lancar
L 2. Laverage
ratio : kemampuan nasabah untuk membayar seluruh kewajibannya dari modal atau
aset yang dimiliki.
DER
(Debt to Equity Ratio) = (Utang Lancar + Utang Jangka Panjang) ÷ Modal
. 3. Rentabilitas
: Mengukur kemampuan menghasilkan laba dan efisiensi usaha
a. PM
(Profit Margin) = Laba Bersih ÷ Pendapatan
b. BOPO
= Biaya Operasional ÷ Pendapatan Operasional
Analisis Arus Kas
Arus kas (cash flow) berupa
pemasukan dan pengeluaran kas secara riil, sehingga dapat diketahui surplus
atau defisitnya, serta sumber-sumber kas yang ada. Analisis arus kas sangat
diperlukan dalam pembiayaan dengan pola bagi hasil. Pendekatan yang digunakan
adalah dengan memilah ke dalam pos-pos tertentu, seperti pos operasional atau
non-operasional, dan pos-pos lainnya.
Analisis Kebutuhan Pembiayaan
- Pembiayaan konsumtif
a. Kegunaan
: Pembelian barang atau kebutuhan nasabah yang tidak terkait dengan usaha.
b. Pendekatan
: Cek rasio pendapatan dibandingkan dengan jumlah angsuran perbulan, di mana
maksimum adalah sebesar 40%. Cek utang lain yang mungkin ada. Selain itu, cek
dokumen dan keabsahan barang yang dibeli.
2 2. Modal
kerja
a. Keguanaan
: Untuk pembelian bahan baku atau jadi, serta untuk biaya produksi atau
penjaualan.
b. Pendekatan
: Dengan cara mengetahui kapasitas maksimum perputaran usaha. Perputaran Modal
Kerja (WCTO) = Perputaran Piutang (RTO) + Perputaran Persediaan (ITO).
Kebutuhan MK + WCTO × HPP × Proyeksi Penjualan.
3 3. Pembiayaan
investasi
a. Kegunaan
: Pembelian mesin produksi, gedung, dan sarana lain.
b. Pendekatan
: Cek harga atau kebutuhan dana riil, cek kemanfaatan, cek kemampuan keuangan,
serta cek keabsahan dokumen.
Kesimpulan
A.
Pengertian
pembiayaan
Pembiayaan
secara luas berarti financing, atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan
dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan
B. Analisis
Pembiayaan
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam analisis pembiayaan di bank syariah adalah
sebagai berikut:
Pendekatan analisis pembiayaan
- Pendekatan jaminan
- Pendekatan karakter
- Pendapatan kemampuan kepuasan
- Pendekatan dengan studi kelayakan
- Pendekatan fungsi-fungsi bank
Prinsip
Analisis Pembiayaan
Prinsip
analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C (Character, Capacity, Capital, Colateral, Condition). ditambahkan dengan 1C yaitu Constraint.
Tujuan Analisis Pembiayaan
Analisis
pembiayaan memiliki dua tujuan, yaitu : tujuan
umum dan tujuan khusus.
Daftar Pustaka
Anonimous, 1993, Pedoman Pengelolaan Bank Syari’ah,
Jakarta : LPPBS
Danupranata, Gita, 2013, Manajemen Perbankan Syari’ah, Jakarta
: Salemba Empat
Muhammad, 2011, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta :
UPP STIM YKPN
0 komentar