Makalah Analisis Kelayakan Pembiayaan Bank Syariah

by - 9/18/2017

Analisis Kelayakan Pembiayaan Bank Syariah

     

BAB I
Pendahuluan


      A. Latar Belakang
            Analisis pembiayaan adalah kegiatan yang menelaah aspek-aspek penting dan patut diketahui dari nasabah yang akan dibiayai oleh Bank. Tujuan analisis pembiayaan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan sesungguhnya terhadap kondisi nasabah yang akan dibiayai. Dengan demikian, rekomendasi yang benar dan objektis dapat diberikan.
            Analisis pembiayaan dapat dilakukan secara kualitatif berdasarkan data nonkeuangan dan kuantitatif berdasarkan pada data keuangan. Untuk nasabah kecil, analisis kualitatif akan dominan karena data keuangan tidak lengkap dan akurat. Sementara untuk nasabah besar, analisis kuantitatif lebih dominan karena sudah memiliki laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntasi keuangan.

      B. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pembiayaan ?
2.      Bagaimana analisis pembiayaan di Bank Syariah ?
3.      Bagaimana analisis kualitatif dan analisis kuantitatif ?

            C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari pembiyaan.
2.      Untuk menjelaskan analisis pembiayaan di Bank Syariah.
3.      Untuk menjelaskan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.




BAB II
Pembahasan

A.    Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan secara luas berarti financing, atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah, kepada nasabah. Dalam kondisi ini, arti pembiayaan menjadi sempit dan pasif. Tetapi bisa jadi penyempitan arti ini juga disebabkan karena keterbatasan pemahaman para pelaku bisnisnya.

B.     Analisis Pembiayaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis pembiayaan di bank syariah adalah sebagai berikut:
Pendekatan analisis pembiayaan
Ada beberapa pendekatan analisa pembiayaan yang dapat diterapkan oleh para pengelola bank syariah dalam kaitannya dengan pembiayaan yang akan dilakukan, yaitu:

  1. Pendekatan jaminan, artinya bank dalam memberikan pembiayaan selalu memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki oleh peminjam.
  2. Pendekatan karakter, artinya bank mencermati secara sungguh-sungguh terkait dengan karakter nasabah 
  3. Pendapatan kemampuan kepuasan, artinya bank menganalisis kemampuan nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang telah diambil. 
  4. Pendekatan dengan studi kelayakan, artinya bank memperhatikan kelayakan usaha yang dijalanankan oleh nasabah peminjam. 
  5. Pendekatan fungsi-fungsi bank, artinya bank memperhatikan fungsinya sebagai lembaga intermediary keuangan, yaitu mengatur mekanisme dana yang dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.       
Prinsip Analisis Pembiayaan
Prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C yaitu:
  • Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman. 
  •  Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengambalikan pinjaman yang diambil. 
  •  Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam 
  • Colateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank 
  • Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak.
Prinsip 5C tersebut terkadang ditambahkan dengan 1C, yaitu Constraint artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha.

Tujuan Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan  memiliki dua tujuan, yaitu : tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum analisis pembiayaan adalah : pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa, bahkan konsumsi yang kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
S    sedangkan tujuan khusus analisis pembiayaan adalah :
  1. Untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam 
  2. Untuk menekan risiko akibat tidak terbayarnya  pembiayaan 
  3. Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak

Prosedur Analisis Pembiayaan
      Aspek-aspek penting dalam analisis pembiayaan yang perlu dipahami oleh pengelola bank syari’ah :
  1. Berkas dan pencatatan 
  2.  Data pokok dan analisis pendahuluan
a.       Realisasi pembelian, produksi dan penjualan
b.      Rencana pembelian, produksi  dan penjualan
c.       Jaminan
d.      Laporan keuangan
e.       Data kualitatif dari calon debitur 

      3.  Penelitian data  
      4. penelitian atas realisasi usaha
      5. Penelitian atas rencana usaa penelitian dan penilaian barang jaminan
      6. Laporan keuangan dan penelitiannya


Keputusan  Permohonan Pembiayaan
  1. Bahan pertimbangan pengambilan keputusa 
  2. Wewenang pengambilan keputusan
Aspek yang Dianalisis
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh pejabat bank dalam melakukan analisis pembiayaan, diantaranya adalah :
  1. Aspek yuridis 
  2. Calon debitur cakap hukum 
  3. Usahanya tidak liar 
  4. Aspek pemasaran 
  5. Sikus hidup produk 
  6. produk subtitusi 
  7. perusahaan pesaing 
  8. Tingkat kemampuan daya beli masyarakat 
  9. program promosi 
  10.   Daerah pemasarannya 
  11.   Faktor musim 
  12.   Manajemen pemasaran 
  13.   Kontrak penjualan 
  14.  Aspek teknis
  15.   Lokasi usaha 
  16.  Fasilitas gedung bangunan usaha 
  17. Mesin-mesin yang dipakai 
  18. Proses produksi 
  19.  Aspek keuangan 
  20.  Kemapuan memperoleh untung 
  21.  Sisa-sisa pinjaman dengan pihak lain 
  22. Beban rutin diluar kegiatan usaha 
  23.   Arus kas (cash flow) 
  24. Aspek jaminan 
  25.  Syarat-syarat  jaminan 
  26.   Syarat ekonomis 
  27.  Syarat yuridis

Alat Analisis
Alat analisis pembiayaan dapat berupa angket.
Rumusan Hasil Analisis
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan hasil analisis pembiayaan:
  1. dentitas pemohon 
  2. Umur calon antara 22-50 tahun 
  3. Alamat rumah jelas, jika kontrak: masih berapa tahun calon kontrak 
  4. Tempat calon usaha berada di dekat wilayah kerja bank syari’ah yang bersangkutan 
  5.  Identitas usaha 
  6. Pengalaman usaha minimal 2 tahun 
  7.  Lokasi usaha strategis 
  8.  Status usaha bukan sambilan 
  9.  Status usaha diprioritaskan milik sendiri 
  10.  Aspek pasar 
  11. Barang yang dijual/ diproduksi tidak terlalu banyak pesaing dan memang dibutuhkan banyak orang. Upaya kreatif dan inotatif perlu dimiliki agar dapat melihat peluang-peluang pasar yang dapat dimasuki sekaligus dapat memperoleh untung. 
  12.  Sumber bahan baku 
  13.  Sumber bahan bakusumber bahan baku yang dipakai mudah diperoleh, cukup murah, dan jika memungkinkan dapat didaur ulang 
  14. aspek pengelola 
  15. Mempunyai perencanaan usaha ke depan yang detail 
  16.   Mempunyai pengalaman dan tenaga kerja terampil 
  17.   Mempunyai catatan usaha, seperti:  buku jurnal, laporan transaksi, catatan laba/ rugi, dll. 
  18.   Aspek ekonomi 
  19.   Produk yang diproduksi dan dijual tidak merusak lingkungan, baik barang jadi maupun limbahnya.
  20. Produk yang dibuat tidak dilarang oleh agama maupun negara 
  21.   Permodalan 
  22.   Pemimjam harus mempunyai modal minimal 30% dari pembiayaan yang diajukan ke bank syari’ah
  23.  Data keuangan 
  24. Korelasi presentase kemampuan membayar anggota pembiayaan harus 30% dari kemampuan menabungnya.

      C. Analisis Kualitatif
            Analisis kualitatif terkait dengan data-data nonkeuangan nasabah. Metode yang digunakan  pada umumnya adalah dengan membandingkan informasi yang ada dengan standar industri, sehingga resiko yang ada dapat dipahami. Selanjutnya, Bank dapat mengantisipasi terhadap resiko yang akan timbul. Ruang lingkup yang dianalisis dibahas dalam pembahasan berikut ini.
Aspek Manajemen
            Kemampuan nasabah dalam rangka mengelola usahanya dapat dilihat dari riwayat dan pengalaman nasabah. Faktor usia, bahkan kondisi keluarga seringkali menjadi faktor yang sangat penting untuk diketahui, terlebih untuk mikro dan kecil. Pada kondisi seperti ini, pembiayaan yang akan diberikan oleh bank harus dilakukan memiliki pengalaman yang tepat dan disertai pembelajaran kepada nasabah untuk memperbesar kegiatan usahanya dimasa mendatang. Aspek manajemen dalam hal ini adalah sesuatu yang melekat kepada pengelolanya. Adapun ruang lingkup yang ditelaah adalah menyangkut rekam jejak (track record) atau pengalaman individu dan sistem manajemen dalam usaha yang dikelola saat ini.

Aspek Usaha
  • ·         Produksi atau Pengadaan Barang
Dalam dunia industri, aspek produksi ini meliputi proses pengadaan bahan baku, proses menjadi barang setengah jadi sampai menjadi barang jadi, dan proses penyimpanan stok persediaan. Pengadaan barang dagangan dan penyimpanannya adalah hal yang biasa ditemui pada usaha perdagangan. Data yang dianalisis adalah sebagai berikut.
  1.   Pemasok (supplier)
a.       Siapakan pemasok pertama bahan baku ?
b.      Berapakah jumlah pemasok atau pemasok adalah pemasok tunggal ?
c.       Jika pemasok pertama keluar maka apakah ada pemasok lain yang dapat memberikan bahan baku yang diperlukan ?
d.      Sanggupkah pemasok mengirimkan bahan baku ?
e.       Kejadian-kejadin apa saja yang dapat menggagalkan pengiriman bahan baku ?
2        2.   Harga bahan baku
a.       Apakah faktor-faktor mempengaruhi harga bahan baku ?
b.      Bagaimana situasi harga di masa mendatanag ?
c.       Apakah ada bahan baku pengganti yang dapat diterima ?
d.      Apakah ada pengaruh bahan baku pengganti terhadap biaya produksi, kualitas produksi, dan permintaan produk akhir ?
3       3.   Kontinuitas pasokan bahan baku
a.       Adakah kejadian-kejadian potensial yang dapat menggagalkan pemasok mendapatkan bahan baku ? sebagai contoh, pemogok buruh, terputusnya transportasi, peraturan dan kebijakan lingkungan, serta kejadian politik dalam negeri atau luar negeri.
b.      Adakah risiko-risiko mudah rusaknya bahan baku sebelum dikirim kepada perusahaan untuk proses produksi ?


4        4.   Hubungan dengan buruh
a.       Apabila perusahaan bercirikan labor intensive, apakah risiko yang terjadi jika buruh yang diperlukan tidak tersedia ?
b.      Apakah ada kemungkinan terjadi pemogokan ?
c.       Apakah ada buruh dengan status kontrak yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat ?
d.      Bagaimana pengalaman perusahaan berkaitan dengan masalah buruh ?
e.       Bagaimana pengalaman perusahaan kompetitor dalam menangani buruh ?
5       5.   Kualitas pabrik dan mesin
a.       Bagaimana kondisi umum pabrik dan mesin-mesin ?
b.      Apakah sudah modern atau usang ?
c.       Apakah perusahaan selalu memelihara pabrik dengan teknologi modern atau perusahaan kempetitor telah mempunyai mesin berteknoligi modern ?
d.      Apakah jenis dan jumlah energi yang diperluakan ?
e.       Apakah ada kemungkinan mengalami kekurangan energi atau harga energi naik ?
f.       Apakah ada kemungkinan perusahaan ditutup berkaitan dengan kegagalan memenuhi aturan lingkungan ?
6        6.   Produk perusahaan
a.       Apakah produk perusahaan ?
b.      Apakah barang mewah atau kebutuhan primer ?
c.       Apakah ada pengaruh risiko mode (fashion) ?
d.      Apakah produk telah mengikuti tren teknologi ?
e.       Berkaitan dengan permintaan nasabah, apakah jumlah produk akan menurun di masa mendatang ?
f.       Apakah ada perusahaan lain yang akan mengganti produknya ?
g.      Apakah produk ini termasuk warabala (franchise) atau izin khusus ?
h.      Bagaimana promosi produk ?
i.        Bagaimanakah situasi ekonomi yang berpengaruh pada permintaan produk perusahaan ?

   
  • Pemasaran
  1. Apakah ada perusahaan yang memiliki keunggulan tertentu atau sebaliknya ? 
  2. Apakah penjulan melalui sistem distributor atau melalui penjualan borongan/grosir (wholesale) independen ? 
  3.  Apakah peraturan pemerintah berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk menjual produknya ? 
  4.  Siapakah pembeli produk perusahaan ? Apakah pembeli langsung atau distributor ? Dimanakah lokasi pembeli secara geografis ? Apakah ada kejadian potensial yang dapat berpengaruh pada kemampuan perusahaan dalam menjual produk ? Apakah penjualan dilakukan secara tunai atau tempo ? 
  5.    Siapakah kompetitor utama ? Bisakah kompetitor menggantikan perusahaan dalam pasar ? Berapakah pangsa pasar (market share) perusahaan terhadap kompetitor dalam industri sejenis ?

Aspek Syariah dan Legalitas
Kelengkapan legalitas pribadi dan legalitas usaha nasabah harus diteliti dengan seksama. Selain itu, keabsahannya juga perlu diperhatikan dalam hal ini, dikeluarkan oleh pihak yang berwewenang. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
  1. Peneliitian dokumen legal. 
  2. Usaha tidak melanggar syariah. 
  3. Kesesuaian kebutuhan dan perencanaan. 
  4. Pembiayaan dan akadnya sesuai syariat 
  5. Kewenangan para pihak. 
  6.  Penilaian jaminan 
  7. Pengikatan dan jaminan.

D. Analisis Kuantitatif
Analisis Horizontal (Tren)
  1. Untuk membandingkan kinerja usaha nasabah pada periode tertentu, sesuai kebutuhan analisis. 
  2. Rasio dan pos-pos penting laporan posisi keuangan-laba rugi yang dibandingkan disesuaikan dengan kebutuhan analisis, terutama untuk mengetahui rasio pertumbuhan.

Analisis Vertikal (Rasio)
            Membandingkan di antara pos penting dalam laporan keuangan dalam satu periode tertentu. Pos pada laporan posisi keuangan adalah rasio likuiditas dan laverage (solvabilitas), sedangkan pada laba rugi adalah rasio rentabilitas dan efisiensi.
  1. Rasio likuiditas : Kemampuan penyediaan kas guna menutupi kewajiban dalam jangka pendek.
a.       Quick Ratio = (Kas + Bank) ÷ Utang Lancar
b.      Current Ratio = Aset Lancar ÷ Utang Lancar
L       2. Laverage ratio : kemampuan nasabah untuk membayar seluruh kewajibannya dari modal atau aset yang   dimiliki.
          DER (Debt to Equity Ratio) = (Utang Lancar + Utang Jangka Panjang) ÷ Modal

.                    3. Rentabilitas : Mengukur kemampuan menghasilkan laba dan efisiensi usaha
a.       PM (Profit Margin) = Laba Bersih ÷ Pendapatan
b.      BOPO = Biaya Operasional ÷ Pendapatan Operasional

Analisis Arus Kas
            Arus kas (cash flow) berupa pemasukan dan pengeluaran kas secara riil, sehingga dapat diketahui surplus atau defisitnya, serta sumber-sumber kas yang ada. Analisis arus kas sangat diperlukan dalam pembiayaan dengan pola bagi hasil. Pendekatan yang digunakan adalah dengan memilah ke dalam pos-pos tertentu, seperti pos operasional atau non-operasional, dan pos-pos lainnya.

Analisis Kebutuhan Pembiayaan
  1. Pembiayaan konsumtif
a.       Kegunaan : Pembelian barang atau kebutuhan nasabah yang tidak terkait dengan usaha.
b.      Pendekatan : Cek rasio pendapatan dibandingkan dengan jumlah angsuran perbulan, di mana maksimum adalah sebesar 40%. Cek utang lain yang mungkin ada. Selain itu, cek dokumen dan keabsahan barang yang dibeli.
2          2. Modal kerja
a.       Keguanaan : Untuk pembelian bahan baku atau jadi, serta untuk biaya produksi atau penjaualan.
b.      Pendekatan : Dengan cara mengetahui kapasitas maksimum perputaran usaha. Perputaran Modal Kerja (WCTO) = Perputaran Piutang (RTO) + Perputaran Persediaan (ITO). Kebutuhan MK + WCTO × HPP × Proyeksi Penjualan.
3          3. Pembiayaan investasi
a.       Kegunaan : Pembelian mesin produksi, gedung, dan sarana lain.
b.      Pendekatan : Cek harga atau kebutuhan dana riil, cek kemanfaatan, cek kemampuan keuangan, serta cek keabsahan dokumen.






BAB III
Kesimpulan

A.    Pengertian pembiayaan
Pembiayaan secara luas berarti financing, atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan

B.     Analisis Pembiayaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis pembiayaan di bank syariah adalah sebagai berikut:
Pendekatan analisis pembiayaan
  1. Pendekatan jaminan 
  2. Pendekatan karakter 
  3.  Pendapatan kemampuan kepuasan 
  4.  Pendekatan dengan studi kelayakan 
  5.  Pendekatan fungsi-fungsi bank
                                                     
Prinsip Analisis Pembiayaan
Prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C (Character, Capacity, Capital, Colateral, Condition). ditambahkan dengan 1C yaitu Constraint.
Tujuan Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan  memiliki dua tujuan, yaitu : tujuan umum dan tujuan khusus.


Daftar Pustaka

Anonimous, 1993, Pedoman Pengelolaan Bank Syari’ah, Jakarta : LPPBS
Danupranata, Gita, 2013, Manajemen Perbankan Syari’ah, Jakarta : Salemba Empat
Muhammad, 2011, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta : UPP STIM YKPN





You May Also Like

0 komentar